About

Stella Grace Tandiyono (born September 22, 2000) is an Indonesian actress and former child singer. She rose to fame for winning the first season of Little Star, a television music competition for young children, in 2009. Her debut single, "One Beautiful Day", became the country's best-selling single of 2009.

Unfortunately, her music career was short-lived due to a vocal nerve injury in 2013. During an interview with Gadis in 2016, Stella promised her fans to release an album yet there has been no official news about her coming back to the music industry.

Stella had her breakthrough as an actress playing Samudera in a sitcom Anak-anak Ayah (2014–2017), a role that won her three Panasonic Gobel Awards, among other accolades. She reprised the character in its spin-off series Samudera (2017–2019), after which she exited the network.

She has appeared in a number of other television series, including Rahasia Sisi (2014-2015), Petualangan Karmen (2015), and Mama (2021). Alongside her television career, Stella appeared in the films Kompas (2014), Lika-liku Hidup Kakak (2015), Sunyi (2016), One Summer Night (2017), Deal Breakers (2019), and Rona dan Rasa (2020).

Stella is the daughter of Harry Tandiyono, an aviation engineer, and a former stage actress Amanda Hutami. Her parents divorced when she was seven years old, and she remained with her mother.

Stella was born when her mother was eighteen years old, which unfortunately halted her mother’s career as a stage actress permanently. It was rumored that Stella was forced into showbiz by her mother, however, she debunked the rumor in the interview with Girlfriend Magazine, "I just happen to share the same dream with my mother. I was extremely lucky to have a mother who gives full support to my career.”

Stella earned her high-school diploma through homeschooling in May 2018 and is currently pursuing a bachelor's degree in Film and Television Studies at Institut Kesenian Jakarta.

EXCLUSIVE CONTENT FOR STELLA'S FANS : Excerpt of Stella Grace's Personal Journal



CONTACT

Check out Stella Grace's Twitter account to get the latest updates on her projects:



Are you part of Stella Grace's Fanclub?



The information contained later on is confidential, privileged, and only for the information of the intended recipient and may not be used, published, or redistributed without
the prior written consent of STELLA GRACE.


Jakarta, 2018

Aku terlahir dari keping-keping mimpi Ibu yang patah ketika Ayah meminang Ibu. Menurut Ibu, lahirku adalah jawaban dari harapan beliau yang pupus, dan sudah seharusnya sebuah jawaban tetap menjadi sebuah jawaban– pasti, mutlak, dan memuaskan hati mereka yang meminta. Karena itu, hidupku sudah diatur untuk menjadi jawaban atas-atas keinginan-keinginan Ibu yang patah. Mimpi-mimpiku dipintal sedemikian rupa menggunakan keping-keping mimpi yang masih beliau simpan.
Tujuan hidupku sudah pasti, menjadi bintang, berpendar terang di atas panggung, di depan ribuan orang dan berpasang-pasang mata yang memantulkan cahaya dengan sempurna.

Namun ada satu hal yang Ibu tidak ketahui, dan mungkin akan tidak pernah sadari. Sepandai-pandainya pengrajin gerabah dalam menyatukan kendi yang pecah kembali padu, gurat-gurat retak yang ada tidak akan pernah bisa sepenuhnya hilang. Begitu juga aku, yang dicetak dari sisa-sisa harap dan aspirasi Ibu, retak-retak ketidaksempurnaanku, tak peduli seberapa gigih Ibu dalam menyamarkannya, tidak akan pernah hilang sepenuhnya.

Dan aku, dari semua orang yang mengaku mengetahui aku, adalah yang paling tahu bahwa dibalik retak-retak itu adalah kenihilan, kanvas kosong yang semakin hari semakin lapuk karena tertimbun oleh hal-hal yang orang-orang inginkan, termasuk Ibu.

Mungkin kadung terlambat bagiku untuk memberontak, mungkin seharusnya aku memberontak bahkan sejak ruhku ditiupkan di kandung Ibu. Mungkin aku akan selalu terlambat, mungkin aku tidak akan pernah mendapatkan apa yang aku mau di waktu yang aku kehendaki.

Meski begitu, aku akan berusaha semampuku, untuk menyingkap dan merebut kembali kanvas dari kehidupanku.

Untuk diriku sendiri, bukan untuk Ibu